Air liur atau dalam
bahasa sehari-hari dikenal sebagai ludah ternyata bukan hanya sekadar cairan
dalam mulut yang dimanfaatkan orang sebagai bahan alternatif menempelkan prangko
pengganti lem, membasahi jari untuk memudahkan menghitung uang ataupun membuat
pulau-pulau saat tidur.
Air
liur atau bahasa ilmiahnya saliva merupakan cairan bening tidak berwarna yang
disekresikan ke dalam mulut oleh kelenjar ludah. Air liur ini disekresikan
sekitar 500 s/d 1500 ml atau 0,5 s/d 1,5
liter setiap hari. Dalam keadaan istirahat sekresi saliva menurun menjadi
kurang lebih 19 ml/jam, sedangkan jika ada rangsangan atau stimulus misalnya
melihat makanan lezat pada saat lapar atau mencium aroma makanan sekresinya
akan meningkat.
Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5%
garam-garam, zat organik dan anorganik. Zat organik meliputi urea, glukosa, asam amino, laktat dan asam-asam
lemak. Makromolekul
juga ditemukan dalam saliva yaitu protein, peroksidase, amilase, tiosianat,
lisozim, lipid, Imunoglobulin A/IgA, IgM dan IgG. Zat anorganik saliva berupa Sodium,
Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate (CNS),
Fosfat, Potassium. Natrium adalah zat
anorganik yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam dan IgA merupakan imunoglobulin
yang paling banyak dalam saliva.
Air liur memiliki banyak khasiat. Dalam
air liur terdapat suatu zat bernama histatin yang merupakan protein kecil yang
dapat membunuh bakteri dan dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Adanya
kandungan histatin ini membuat luka di mulut misalnya sariawan, luka karena
tergigit dan setelah pencabutan gigi lebih cepat sembuh dibandingkan luka pada
bagian tubuh yang lain misalnya di kulit ataupun tulang. Itulah mengapa
orang-orang tua dulu ketika teriris pisau atau tertusuk jarum menganjurkan
untuk menghisap luka tersebut, dan pada hewan tertentu sering menjilat-jilat luka
di badannya.
Air liur juga berfungsi untuk membasahi
dan melicinkan rongga mulut sehingga membantu proses pengunyahan dan menelan
makanan. Dalam hal ini air liur membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan
setengah cair ataupun cair sehingga
mudah ditelan. Khasiat lain air liur adalah membersihkan secara alami sisa-sisa
makanan dan kuman dalam rongga mulut serta membantu proses pencernaan makanan
melalui aktivitas enzim amilase dan lipase. Air liur juga memiliki daya buffer
yang dapat mempertahankan pH rongga mulut sehingga melindungi jaringan keras
dan lunak misalnya gigi dan mukosa terhadap kerusakan kimia oleh asam bakteri.
Di samping itu, saliva juga berperan dalam mengatur keseimbangan air dalam
tubuh. Jika tubuh mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, maka akan terjadi
penurunan sekresi saliva dan akibatnya kita menjadi haus. Rasa haus ini memicu
kita untuk minum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar