Tampilkan postingan dengan label RENUNGAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RENUNGAN. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 November 2016

Berbagi Berkat Kepada Sesama




Ada tradisi suatu keluarga atau kantor, yang setiap kali ada perayaan ulang tahun anggota keluarga atau kantor, mengadakannya di sebuah panti asuhan atau mengundang mereka ke suatu tempat untuk diajak pesta merayakan kegembiraan dan syukur. Di tempat itu, kecuali mengadakan pesta, memberikan sumbangan, membagi souvenir untuk masing-masing anak, juga menjadikan mereka sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Bagi mereka, membagikan sesuatu sebagai tanda syukur untuk orang-orang yang demikian rasanya jauh lebih bermakna daripada pesta besar tanpa mereka. Kegembiraan mereka lebih menusuk hati, kebutuhan mereka lebih nyata, dan senyum mereka lebih meneguhkan. Itulah sebabnya keluarga ini selalu menjadi momen syukur untuk bisa berada di tengah-tengah orang yang membutuhkan dan berbagi sedikit berkat untuk mereka. 

            Yesus hari ini meneguhkan orang-orang yang berbuat seperti itu. Yesus tidak melarang siapa pun mengadakan pesta dan mengundang orang-orang berada yang dikenalnya. Namun, Yesus berharap agar sapaan kita tidak terbatas pada mereka saja. Sapaan dan perhatian kita perlu diperluas pada orang-orang yang membutuhkan. Mereka memang tidak bisa membalas dengan perhatian dan imbalan, tetapi hanya dengan senyum dan dengan pembelajaran hidup. Dengan hadir di tengah mereka, kita kadang lebih banyak belajar makna hidup yang lebih dalam. Apa yang kita lakukan untuk mereka, sama juga kita lakukan untuk Tuhan. Kalau kita melakukannya untuk Tuhan, pada saatnya berkat yang berlimpah juga akan dibagikan-Nya untuk kita. (SY/Inspirasi Batin 2016)

Selasa, 01 November 2016

Berjuang Bersama Yesus



Di sebuah kelas, Bu Guru bertanya pada murid-muridnya, "Ucok, cita-citamu jadi apa kalau sudah besar nanti?" Ucok menjawab, "Jadi tentara, Bu." "Bagus, badanmu cocok sekali kalau jadi tentara," timpal sang guru.

Bu Guru bertanya kepada murid yang lain, "Butet, nanti kalau sudah besar, apa cita-cita kamu?" "Aku mau jadi dokter, Bu. Punya rumah sakit sendiri, rumah mewah, mobil, kapal pesiar di Danau Toba dan membahagiakan suami serta kedua orangtuaku," jawab Butet. "Bagusssss! Mulia sekali cita-citamu," kata Bu Guru. "Kalau kamu, Poltak? Apa cita-citamu?" "Kawin sama Butet lah, Bu...!" kata Poltak, disambut tertawa terbahak-bahak teman-temannya.

Kisah jenaka di atas adalah gambaran hidup kita masing-masing yang diisi dengan banyak hal. Salah satunya adalah cita-cita atau harapan hidup kita masing-masing, mau jadi apa dan bagaimana kita dalam cara hidup kita. Biasanya, cita-cita kita mengarah kepada pengangkatan situasi hidup yang membuat kita bahagia dan nyaman serta mapan. Inilah cita-cita kita di dunia untuk mengejar kebahagiaan.

Dalam hidup beriman, kita memiliki cita-cita yang besar yaitu menjadi orang yang berbahagia di hadapan Tuhan dan manusia. Tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk membawa kebahagiaan kepada kita semua. Dan puncak kebahagiaan itu adalah memiliki Yesus itu sendiri dalam hidup kita. Inilah puncak kebahagiaan yang tertinggi. Persoalannya sekarang, maukah kita menjadikan Yesus Kristus menjadi cita-cita tujuan hidup kita? Menjadi pengikut dan pelaksana firman Tuhan sebagai sesuatu yang harus kita raih.

Masalahnya lagi, ternyata untuk menjadi orang beriman yang meraih kebahagiaan menurut cara hidup Yesus sangat bertentangan dengan cara dunia ini. Hal ini terungkap dalam Injil hari ini; di mana dikatakan, berbahagialah orang yang miskin, yang berdukacita, yang lemah lembut, yang kelaparan dan yang murah hati. Berbeda dengan yang dikejar oleh orang-orang di zaman ini, semua mengejar kekayaan, pesta pora dan bersenang-senang. Tidak ada tempat bagi orang yang lemah lembut hatinya. Sikap keras hati dan tega bersaing mengalahkan orang lain, mengenyangkan diri sendiri dengan kerakusannya, dan orang akan merasa rugi bila beramal karena mereka tidak mendapat apa-apa.

Tawaran jalan kebahagiaan dari Yesus akan terasa sangat berat bagi orang yang sudah melekat kuat pada dunia ini. Butuh usaha dan perjuangan yang gigih seperti teladan hidup para kudus yang sudah meraih mahkota surgawi yang dirayakan secara khusus hari ini. Mereka mengalahkan dirinya dan cara hidup dunia ini. Mereka berjuang bersama Kristus dengan kelemahannya dan dikuatkan oleh-Nya, bahkan banyak yang menumpahkan darahnya demi iman akan Tuhan. Para kudus ini berdiri kokoh menantang dunia; mereka tetap pada imannya meski ditolak. Para kudus menjadi teladan yang baik dan sangat nyata bahwa cita-cita sebagai murid Kristus adalah berbahagia bersama Kristus, dan berjuang di dunia ini dengan jalan sabda bahagia-Nya.

Dunia ini akan diubah menjadi surga ketika kita sepakat hidup berjuang melakukan delapan sabda bahagia yang kita dengar hari ini. Bukan hal yang mudah, menghadapi dunia dan diri sendiri yang tidak suka jalan kebahagiaan hidup Kristus yang penuh salib menuju kemuliaan-Nya. Namun kita berjuang bersama Yesus yang telah mengalahkan dunia dan membuat kita berbahagia. Para kudus sudah membuktikan dan meraihnya. Sekarang giliran kita memperjuangkan cita-cita surgawi ini bersama Yesus.
[Rm. Patrisius Marianus Simanjuntak, O.Carm/RUAH]

Minggu, 31 Mei 2015

Surga dan Neraka



Terdapat seorang rahib yang suka berceramah tentang surga dan neraka. Salah seorang umatnya yang bosan mendengar ceramah yang sama berkali-kali, suatu saat berdiri dan mengajukan pertanyaan,

Sabtu, 30 Mei 2015

Tambang Intan Ali Hafed



Tidak jauh dari Sungai Indus, pada suatu masa hiduplah seorang petani Persia bernama Ali Hafed, yang memiliki tanah luas dengan kebun buah, ladang gandum, dan taman. Dia adalah orang kaya yang puas dengan hidupnya.

Jumat, 29 Mei 2015

Tempayan Retak



Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar; masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak,

Kamis, 28 Mei 2015

Terpaksa Menggunakan Otak



Dengan bantuan PETUNJUK PEMAKAIAN seorang wanita selama berjam-jam mencoba merakit alat rumah tangga yang rumit, yang baru saja ia beli. Akhirnya ia menyerah dan membiarkan

Rabu, 27 Mei 2015

Tetangga yang Ceroboh



Seorang wanita mengeluh kepada kawannya yang sedang berkunjung bahwa tetangganya adalah seorang ibu rumah tangga yang buruk.

Selasa, 26 Mei 2015

Truk yang Terjepit



Sebuah trukyang besar bergerak melewati jalan di bawah rel kereta api. Truk itu terjepit di antara jalan dan balok penyangga diatas. Semua usaha

Senin, 25 Mei 2015

TUHAN BAIK DAN TUHAN JAHAT



Tuhan baik dan Tuhan jahat bertemu di puncak gunung. Tuhan baik berkata, "Salam sejahtera sobat." Tuhan jahat itu tidak menjawab. Kemudian Tuhan baik itu berkata, "Rupanya keadaanmu sedang kurang baik hari ini."
"Ya." Jawab Tuhan jahat. "Karena, baru-baru ini aku selalu menemukan kesalahan-kesalahan karena kamu; dipanggil dengan namamu, dan diperlakukan seakan-akan aku adalah kamu., dan itu menyakitkanku."
Dan Tuhan baik itu berkata, "Tapi aku juga menemukan kesalahan karenamu dan aku dipanggil dengan namamu." 
Tuhan jahat itu pergi sambil mengutuk ketololan manusia...

Minggu, 24 Mei 2015

Turuti Impian Anda



Aku mempunyai teman bernama Monty Roberts yang mempunyai peternakan kuda di San Ysidro. Ia mengijinkan aku menggunakan rumahnya untuk mengadakan acara-acara pengunpulan dana bagi para pemuda yang menjalankan program-program berisiko tinggi.

Pada acara terbaruku disana, ia memperkenalkan aku dengan mengatakan, "Saya ingin memberitahu Anda mengapa saya membiarkan Jack menggunakan rumah saya. Ini balik ke kisah tentang anak muda yang merupakan anak pelatih kuda yang pergi dari satu kandang ke kandang yang lain, dari satu jalur pacuan ke jalur pacuan yang lain, dari satu tanah pertanian ke tanah pertanian yang lain dan dari satu peternakan ke peternakan yang lain, melatih kuda. Sebagai akibatnya, perjalanan sekolah SMA anak laki-laki itu terus-menerus terganggu. Ketika duduk di bangku akhir, ia diminta untuk menyusun tulisan tentang apa cita-citanya bila ia dewasa.

"Malam itu ia menulis karangan setebal tujuh halaman yang memaparkan tujuannya untuk memiliki suatu peternakan kuda pada suatu saat. Ia menjabarkan impiannya secara terperinci dan bahkan ia menggambar sebuah sketsa tentang peternakan seluas dua ratus ekar (acre), yang memperlihatkan lokasi sluruh bangunan, kandang dan jalur pacuan. Kemudian ia melukis denah yang mendetil untuk rumah seluas empat ribu kaki persegi yang akan terletak di peternakan dambaan hati seluas dua ratus ekar (acre) itu.

"Ia benar-benar mencurahkan isi hatinya ke dalam proyek itu dan pada keesokan harinya ia menyerahkan karangan itu kepada gurunya. Dua hari kemudian ia menerima tulisannya kembali. Di halaman depan tertera huruf F besar dengan catatan yang berbunyi, "Temui saya seusai jam sekolah."

"Anak laki-laki itu pulang dan berpikir keras lama sekali tentang hal itu. Ia bertanya kepada bapaknya mengenai apa yang sebaiknya ia tempuh. Bapaknya berkata, "Camkan, Nak, kamu harus membulatkan tekadmu tentang ini. Bagaimanapun, aku pikir ini adalah keputusan yang sangat penting bagimu."

"Akhirnya, setelah menimbang-nimbang selama seminggu, anak itu menyetorkan tulisan yang sama, tidak membuat perubahan apa pun. Ia berkata,"Anda dapat mempertahankan nilai F itu dan saya akan mempertahankan impian saya."

Monty kemudian beralih perhatian kepada orang-orang yang berkumpul itu dan berujar, "Saya menuturkan kisah ini kepada Anda semua karena Anda kini tengah berada di dalam rumah saya yang seluas empat ribu kaki persegi di tengah-tengah peternakan kuda saya yang seluas dua ratus ekar (acre). Makalah itu masih tersimpan dalam bingkai di atas perapian." Ia menambahkan, "Bagian terbagus dari kisah ini terjadi pada dua musim panas yang lalu saat guru sekolah itu membawa tiga puluh tiga orang anak berkemah di tanah peternakan saya selama seminggu. Ketika akan pulang, guru itu berkata, "Begini, Monty, aku dapat mengatakannya kepadamu sekarang. Sewaktu menjadi gurumu, aku menjadi semacam pencuri cita-cita. Sepanjang tahun-tahun itu aku telah mencuri banyak impian anak-anak. Untungnya kamu punya cukup inisiatif untuk tidak melepaskan impian-impianmu."

Jangan biarkan siapa pun mencuri impian-impian Anda. Turuti kata hati Anda, apa pun yang terjadi.


Jack Canfield
Chicken Soup for the Soul