Blog ini berisikan informasi tentang Keluarga Katolik Mahasiswa Kedokteran Universitas Hasanuddin (KKMK Unhas): profil KKMK Unhas, susunan pengurus dan anggota dari masa ke masa, perkumpulan Agape Unhas, renungan, kegiatan KKMK Unhas, informasi kesehatan, dll. Blog ini dikelola oleh KKMK Unhas, tetapi tetap terbuka bagi seluruh pembaca untuk menaburkan kasih di antara sesama manusia tanpa memandang perbedaan yang ada demi terciptanya kedamaian di muka bumi...
Rabu, 20 Mei 2015
Hukum Karma
Diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai
Hsihu, Formosa, 13-18 Februari 1989
Saya pernah berbicara tentang "hukum karma", tetapi bukan hanya saya saja yang pernah membicarakannya; orang-orang di jaman Cina kuno juga membicarakannya. Misalnya, The Book of Liezi (Kitab Liezi, yang merupakan buku filsafat Tao yang ditulis selama Periode Peperangan pada jaman Cina kuno) memuat sebuah cerita mengenai seorang yang amat kaya, yang memiliki banyak pembantu. Orang itu sangat kejam terdapat pembantu-pembantunya, menyuruh mereka bekerja keras tetapi hanya memberikan sedikit sekali makanan. Dan bila mereka sakit, dia tidak memberikan obat kepada mereka, demikian pula dia tidak memberikan istirahat kepada pekerja lanjut usia.
Salah seorang pekerja yang sudah amat tua harus bekerja sepanjang hari tanpa istirahat. Akan tetapi, sewaktu pekerja tua ini tidur di malam hari, dia sering kali mendapatkan mimpi yang amat baik. Mungkin mirip dengan pengalaman para praktisi rohani seperti kita ini. Saya kira dia berlatih Metode Quan Yin. Dalam mimpinya, dia menjadi seorang raja, dilayani oleh banyak pelayan dan hidup bahagia dan makmur. Akan tetapi, ketika dia bangun di pagi hari, dia kembali harus bekerja sebagai pelayan. Hal ini berlangsung hari demi hari. Karena itu, setiap hari dia berharap agar malam hari cepat datang. Seusai bekerja, dia cepat-cepat pergi tidur untuk menikmati mimpinya. (Guru dan hadirin tertawa.) Dunianya lebih bahagia di malam hari. Maka, setiap hari dia menunggu matahari terbenam agar dia dapat bergembira.
Namun demikian, situasinya berlawanan dengan orang kaya itu. Si orang kaya ini juga bermimpi setiap malam, tetapi dia mengalami mimpi buruk. Dalam mimpinya, dia menjadi seorang budak dan pelayan yang dihukum oleh yang lainnya. Dia harus bekerja sepanjang hari sampai kelelahan, tetapi dia tidak mendapatkan cukup makanan dan pakaian. Dia menderita kelaparan, kedinginan, kelelahan, sakit, kerja keras dan segala macam kemalangan. Setiap malam, kedua orang itu bermimpi, tetapi yang seorang mengalami mimpi indah, sementara yang seorang lainnya tersiksa oleh mimpi buruk.
Sungguh menyedihkan mengalami mimpi buruk setiap malam, dan suatu hari, orang kaya itu tidak tahan lagi, maka dia pergi ke peramal mimpi dan menceritakan penderitaannya. Peramal mimpi itu berkata, "Hal ini terjadi karena engkau menindas para pekerjamu pada waktu siang hari sehingga engkau harus menanggung karmamu dengan mengalami penderitaan di malam hari. Hukum semesta adalah adil. Tidak ada orang yang terlalu menderita, dan tidak ada orang yang terlalu bersenang-senang." Setelah mendengar kata-kata yang mencerahkan ini, orang kaya itu segera pulang dan mulai memperlakukan pembantu-pembantunya dengan lebih baik, memberikan gaji yang cukup, dan sungguh-sungguh memperhatikan mereka. Maka penyakitnya lambat laun menjadi sembuh, dan dia tidak mengalami mimpi buruk lagi.
Hal yang demikian sungguh terjadi, mereka bukanlah khayalan. Bila seseorang memarahi kita, maka karma kita akan pindah kepadanya. Jadi, jangan takut untuk dimarahi oleh orang lain, tetapi khawatirlah bila tidak ada orang memarahi kalian, bila tidak ada orang yang berbelas kasih untuk memarahi kalian. Sekalipun bila orang memarahi kita, kita seharusnya berterima kasih kepada mereka. Dunia ini sungguh kacau-balau! Adakalanya, kita juga harus melatih diri kita dengan membiarkan diri kita mengalami sedikit penderitaan daripada senantiasa merasakan kenyamanan berlebihan. Bila kita terlalu nyaman, kita menjadi tidak nyaman dalam segi yang lain, misalnya dalam segi rohani. Sangat sedikit orang yang dapat merasa baik dalam kedua hal materi dan rohani; karena jika kita terlalu nyaman dalam setiap aspek, akan sulit untuk mengembangkan kebijaksanaan dan belas kasih kita, dan berkah pahala kita juga akan berkurang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar