Karang
gigi atau kalkulus adalah plak yang mengalami mineralisasi. Atau dengan kata
lain kalkulus merupakan kotoran dalam
rongga mulut, dapat berupa sisa-sisa makanan yang menempel dan melekat pada
gigi yang mengeras atau terkalsifikasi jika tidak dibersihkan dalam waktu lama.
Berdasarkan lokasinya, kalkulus dapat dibagi menjadi dua yaitu kalkulus
supragingiva dan subgingiva.
Kalkulus
supragingiva adalah kalkulus yang terletak di atas margin atau tepi gusi/gingiva,
sedangkan kalkulus subgingiva adalah kalkulus yang terletak di bawah tepi
gingiva. Kalkulus supragingiva dapat dilihat secara langsung di dalam mulut,
berwarna putih atau putih kekuning-kuningan karena sumber mineral berasal dari
saliva dan debris datau sisa-sisa makanan, konsistensi keras seperti pasir, sedangkan
kalkulus subgingiva berwarna coklat kehitaman atau hijau kehitaman karena
sumber mineralnya berasal dari serum darah, melekat kuat pada permukaan gigi
dan lebih keras bila dibandingkan dengan kalkulus supragingiva.
Untuk
mengeluarkan kalkulus dapat dilakukan skeling menggunakan skeler/scaller (alat
untuk membersihkan karang gigi), bisa manual ataupun elektrik/ultrasonik.
Tetapi jika terdapat cukup banyak kalkulus, lebih disarankan untuk skeling
elektrik karena selain lebih bersih dan waktu pengerjaan lebih cepat, bagi
operator juga dapat menghemat tenaga.
Setelah
melakukan skeling, seringkali pasien mengeluh, “dok, kenapa gigi saya goyang?”
atau “dok, gigi saya kok ngilu-ngilu, dan menjadi jarang-jarang, bercelah kayak
gini ya?” Sebenarnya tidaklah demikian, bukan karena diskeling gigi menjadi
goyang, ngilu ataupun menjadi jarang-jarang. Pada gigi yang terdapat banyak
kalkulus, keadaannya kira-kira seperti gambar di bawah ini.
Kalkulus
dan plak yang melekat pada gigi menyebabkan peradangan gusi dan jaringan pendukung gigi lainnya (gingivitis
dan periodontitis) sehingga gusi menjadi turun atau yang dikenal dengan resesi
gingiva. Selain itu juga dapat menyebabkan kehilangan perlekatan dengan
permukaan gigi yang pada akhirnya gigi mengalami kegoyangan. Gigi yang goyang
dapat menyebabkan gigi bergerak ke labial atau bukal (permukaan yang berhadapan
dengan bibir dan pipi) sehingga gigi menjadi jarang-jarang atau bercelah. Tetapi
dalam keadaan terdapat banyak karang gigi, semua keadaan itu tertutupi. Gigi
yang goyang, karena dikelilingi karang gigi dapat menjadi kuat, kalau pada
bangunan, karang gigi dapat diibaratkan sebagai semen yang menyatukan batu
merah sehingga dapat berdiri tegak.
Apabila
gusi turun, maka permukaan akar yang dilapisi oleh sementum akan terlihat. Pada
individu yang memiliki pertautan sementum dan email tidak sempurna, membuat
dentin terbuka sehingga dapat menyebabkan gigi menjadi ngilu. Tetapi sekali
lagi, dengan adanya karang gigi, bisa menutupi dentin di daerah sekitar leher
gigi yang terbuka itu sehingga pasien tidak merasakan ngilu. Pada kasus lain,
gigi yang sudah bercelah dan menjadi jarang tersebut, karena terdapat karang
gigi di antaranya, maka celah tersebut akan tertutupi.
Gigi
yang sebenarnya goyang tetapi tetap kokoh karena adanya karang gigi, dentin
yang terbuka dan sebelumnya tertutup oleh karang, dan adanya celah yang juga
ditutupi oleh karang, ketika dilakukan skeling dan begitu karang gigi terlepas,
gigi menjadi goyang, ngilu dan terlihat bercelah seperti gambar di bawah ini.
Jadi
sebenarnya bukan karena prosedur pembersihan karang giginya yang menyebabkan
keadaan seperti disebutkan di atas, tetapi memang kondisi gigi demikian dan
ketika karang gigi dibersihkan baru terlihat. Kondisi semacam ini sangat perlu
diinformasikan kepada pasien agar tidak terjadi kesalahpahaman antara dokter
dan pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar