Selasa, 05 Mei 2015

Gigi Goyang setelah Membersihkan Karang Gigi?



Karang gigi atau kalkulus adalah plak yang mengalami mineralisasi. Atau dengan kata lain kalkulus merupakan  kotoran dalam rongga mulut, dapat berupa sisa-sisa makanan yang menempel dan melekat pada gigi yang mengeras atau terkalsifikasi jika tidak dibersihkan dalam waktu lama. Berdasarkan lokasinya, kalkulus dapat dibagi menjadi dua yaitu kalkulus supragingiva dan subgingiva.

Kalkulus supragingiva adalah kalkulus yang terletak di atas margin atau tepi gusi/gingiva, sedangkan kalkulus subgingiva adalah kalkulus yang terletak di bawah tepi gingiva. Kalkulus supragingiva dapat dilihat secara langsung di dalam mulut, berwarna putih atau putih kekuning-kuningan karena sumber mineral berasal dari saliva dan debris datau sisa-sisa makanan, konsistensi keras seperti pasir, sedangkan kalkulus subgingiva berwarna coklat kehitaman atau hijau kehitaman karena sumber mineralnya berasal dari serum darah, melekat kuat pada permukaan gigi dan lebih keras bila dibandingkan dengan kalkulus supragingiva.

Untuk mengeluarkan kalkulus dapat dilakukan skeling menggunakan skeler/scaller (alat untuk membersihkan karang gigi), bisa manual ataupun elektrik/ultrasonik. Tetapi jika terdapat cukup banyak kalkulus, lebih disarankan untuk skeling elektrik karena selain lebih bersih dan waktu pengerjaan lebih cepat, bagi operator juga dapat menghemat tenaga.

Setelah melakukan skeling, seringkali pasien mengeluh, “dok, kenapa gigi saya goyang?” atau “dok, gigi saya kok ngilu-ngilu, dan menjadi jarang-jarang, bercelah kayak gini ya?” Sebenarnya tidaklah demikian, bukan karena diskeling gigi menjadi goyang, ngilu ataupun menjadi jarang-jarang. Pada gigi yang terdapat banyak kalkulus, keadaannya kira-kira seperti gambar di bawah ini.




Kalkulus dan plak yang melekat pada gigi menyebabkan peradangan gusi  dan jaringan pendukung gigi lainnya (gingivitis dan periodontitis) sehingga gusi menjadi turun atau yang dikenal dengan resesi gingiva. Selain itu juga dapat menyebabkan kehilangan perlekatan dengan permukaan gigi yang pada akhirnya gigi mengalami kegoyangan. Gigi yang goyang dapat menyebabkan gigi bergerak ke labial atau bukal (permukaan yang berhadapan dengan bibir dan pipi) sehingga gigi menjadi jarang-jarang atau bercelah. Tetapi dalam keadaan terdapat banyak karang gigi, semua keadaan itu tertutupi. Gigi yang goyang, karena dikelilingi karang gigi dapat menjadi kuat, kalau pada bangunan, karang gigi dapat diibaratkan sebagai semen yang menyatukan batu merah  sehingga dapat berdiri tegak.

Apabila gusi turun, maka permukaan akar yang dilapisi oleh sementum akan terlihat. Pada individu yang memiliki pertautan sementum dan email tidak sempurna, membuat dentin terbuka sehingga dapat menyebabkan gigi menjadi ngilu. Tetapi sekali lagi, dengan adanya karang gigi, bisa menutupi dentin di daerah sekitar leher gigi yang terbuka itu sehingga pasien tidak merasakan ngilu. Pada kasus lain, gigi yang sudah bercelah dan menjadi jarang tersebut, karena terdapat karang gigi di antaranya, maka celah tersebut akan tertutupi.

Gigi yang sebenarnya goyang tetapi tetap kokoh karena adanya karang gigi, dentin yang terbuka dan sebelumnya tertutup oleh karang, dan adanya celah yang juga ditutupi oleh karang, ketika dilakukan skeling dan begitu karang gigi terlepas, gigi menjadi goyang, ngilu dan terlihat bercelah seperti gambar di bawah ini.



Jadi sebenarnya bukan karena prosedur pembersihan karang giginya yang menyebabkan keadaan seperti disebutkan di atas, tetapi memang kondisi gigi demikian dan ketika karang gigi dibersihkan baru terlihat. Kondisi semacam ini sangat perlu diinformasikan kepada pasien agar tidak terjadi kesalahpahaman antara dokter dan pasien.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar