Tampilkan postingan dengan label INFO SEHAT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INFO SEHAT. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Mei 2015

Ciri-ciri Gusi yang Sehat



Tidak bisa dipungkiri bahwa senyum yang indah merupakan dambaan setiap orang dan gusi yang sehat berperan penting untuk mewujudkannya. Dengan mengetahui ciri-ciri atau gambaran gusi yang sehat, akan membantu kita untuk mengenal kondisi-kondisi gusi yang tidak normal sehingga dengan demikian bisa mendapat perawatan segera dan tidak berlanjut menjadi lebih parah.

Gusi yang sehat pada umumnya berwarna merah muda atau coral pink, meskipun pada beberapa individu terdapat variasi-variasi normal lainnya misalnya pada penduduk Afrika dan Asia karena adanya sel-sel melanin (melanosit) yang memberi gambaran pigmentasi agak kecoklatan pada gusi.

Gusi normal juga menunjukkan konsistensi yang kenyal, merekat erat pada tulang di bawahnya, tidak ada pertambahan ukuran atau pembesaran gusi dan tidak mudah koyak. Tekstur permukaan gusi terdapat stippling pada gusi cekat. Stippling merupakan tekstur permukaan gusi yang berbintik-bintik seperti kulit jeruk, terjadi oleh karena proyeksi lapisan papilar lamina propria yang mendorong epitel menjadi tonjolan bulat berselang-seling dengan pelekukan epitel.

Selain itu, gingiva atau gusi yang sehat tidak akan berdarah pada saat probing (pemeriksaan saku gusi dengan menggunakan probe periodontal) atau saat dipalpasi/ditekan dengan jari.

Nah, apabila ada dari kita yang tidak menunjukkan ciri-ciri gusi yang sehat seperti di atas, kemungkinan memang terjadi suatu penyakit pada gusi. Sebaiknya segera periksakan gigi dan mulut ke dokter gigi untuk mendapatkan penanganan.

Rabu, 13 Mei 2015

Minuman Berkarbonat Merusak Gigi





Dewasa ini, banyak orang tidak terkecuali anak-anak menyukai minuman ringan berkarbonat/bersoda atau yang lebih dikenal dengan soft drink karena rasanya yang enak dan cukup menyegarkan. Minuman ini biasanya menjadi teman bersantai dan tentunya sangat sulit melepaskan kebiasaan dari minuman tersebut. Sedemikian akrabnya minuman tersebut dengan kita, sehingga kita tidak menghiraukan dampak buruknya terhadap tubuh, terutama pada kesehatan gigi.

Minuman ringan merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol (non-alkohol), terdiri dari dua jenis, yaitu minuman ringan berkarbonat dan minuman ringan tanpa karbonat. Minuman ringan berkarbonat mengandung bahan pemanis, bahan perasa alami ataupun buatan, pewarna, kafein, asam fosfor, asam sitrat, asam karbonat.

Kebanyakan    minuman  ringan  berkarbonat  mengandung  satu  atau   dua acidulants yaitu asam fosfat dan asam sitrat. Kadang-kadang, acidulants lainnya seperti asam malat atau asam tartaric juga digunakan dalam komposisi minuman tersebut. Pada hewan penelitian telah menunjukkan bahwa asam fosfat pada pH 2,5 sangat erosif atau mengikis permukaan gigi. Komponen asam dari minuman ringan berkarbonat ini memiliki efek merusak pada email gigi dan membuat gigi lebih rentan terhadap kerusakan. Selain itu juga, kandungan zat gula yang ada di dalam minuman tersebut cukup tinggi. Ketika bakteri plak pada gigi menyerap gula yang berasal dari makanan atau minuman, maka bakteri itu akan mengubahnya menjadi asam yang kemudian merusak email yang akhirnya terjadi karies atau gigi berlubang. Demineralisasi secara langsung yang diakibatkan oleh kandungan asam dalam suatu jenis minuman ringan kemungkinan lebih bermakna dibanding kerugian yang diakibatkan oleh kandungan gulanya.

Pada gigi yang telah ditambal, dapat terjadi karies sekunder akibat mengkonsumsi minuman ini. Akibatnya lebih lanjut, akan menyebabkan tumpatan pada gigi dapat menjadi rusak. Berbagai penelitian juga telah menemukan bahwa minuman berkarbonat dalam jangka waktu tertentu juga dapat menurunkan kekerasan permukaan email, dentin, tambalan komposit, tambalan amalgam dan tambalan semen iononer kaca serta dapat menyebabkan kekasaran permukaan bahan tambal.

Selasa, 12 Mei 2015

Penyebab Kehilangan Gigi




Gambar sisa akar gigi molar/geraham belakang kiri rahang atas yang telah dicabut

Kehilangan gigi bisa saja terjadi pada setiap orang, baik itu anak-anak, remaja, ataupun orang tua. Berikut ini ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan gigi:
  1. Penyakit periodontal merupakan kelainan yang melibatkan jaringan penyangga gigi dan menjadi penyebab kehilangan gigi yang paling banyak. Jaringan penyangga gigi ini meliputi gusi (gingiva), tulang alveolar (tulang yang mendukung soket gigi), sementum (lapisan tipis yang menutupi bagian akar gigi), dan ligamen periodonsium (jaringan penyangga di sekeliling akar gigi dan melekat ke tulang alveolar). Penyakit periodontal dapat berupa gingivitis dan periodontitis yang menyebabkan gigi goyang dan pada akhirnya tanggal.
  2. Karies, merupakan penyakit yang menyebabkan gigi berlubang dan menempati urutan kedua penyebab kehilangan gigi. Awalnya hanya berupa titik hitam kecil pada permukaan gigi, tetapi jika tidak dirawat lama-kelamaan akan menjadi besar dan mengenai pulpa serta menginfeksi jaringan sekitarnya sehingga mau tidak mau harus dicabut
  3. Trauma pada gigi misalnya kecelakaan, jatuh, terbentur benda keras, kena pukul/tinju saat berkelahi dapat menyebabkan gigi patah dan terlepas dari soketnya
  4. Gigi yang tertanam dalam rahang atau gigi dengan posisi miring karena tidak cukup ruangan untuk erupsi (munculnya gigi) atau yang dikenal sebagai impaksi menyebabkan gigi tersebut harus dicabut karena sering menyebabkan sakit dan perikoronitis (peradangan pada jaringan di sekitar gigi yang baru erupsi)
  5. Kehilangan gigi juga bisa disebabkan oleh perawatan ortodonsi atau kawat gigi untuk meratakan gigi. Pada banyak kasus terutama gigi berjejal, untuk mendapatkan ruang harus mencabut satu atau beberapa gigi
  6. Radiasi dengan dosis yang besar dapat menyebabkan kerusakan kelenjar saliva/ludah sehingga mulut kering atau serostomia karena produksi air liur berkurang dan berperan dalam perkembangan karies.
  7. Kehilangan gigi juga sering dikaitkan dengan penyakit sistemik misalnya Diabetes mellitus, faktor usia, kebersihan mulut yang buruk karena tidak adanya pemeliharaan gigi dan mulut yang baik, jenis kelamin, dan kebiasaan merokok

Senin, 11 Mei 2015

Ciri-ciri Peradangan pada Gusi/Gingivitis





Gingivitis merupakan peradangan pada gingiva/gusi. Peradangan dapat melibatkan gusi pada sekelompok gigi saja atau semua gigi-geligi dalam rongga mulut. Ciri-ciri atau gejala awal gingivitis di antaranya:
1.      Adanya keluhan gusi cenderung mudah berdarah pada saat menyikat gigi, memakai tusuk gigi atau memakan makanan yang keras
2.      Terjadi perubahan warna dari warna coral pink menjadi merah sampai dengan merah tua bahkan merah kebiruan yang bermula dari tepi gusi menjalar ke daerah gusi yang lebih luas


3.  Tekstur permukaan gusi menjadi licin dan mengkilap serta hilangnya stippling (tekstur permukaan gusi seperti kulit jeruk) 
4.    Perubahan konsistensi gusi menjadi sangat lunak, menggembung, dan mudah koyak 
5.      Terjadi pembesaran gusi, baik pada tepi gusi, gusi cekat dan daerah interdental 
6.      Terjadi pembentukan saku gusi

Gingivitis disebabkan oleh plak yang berisi bakteri mikroorganisme. Adanya karang gigi atau kalkulus dapat memperparah keadaan ini karena permukaan karang gigi yang kasar lebih mempermudah penumpukan plak. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan pembersihan karang gigi atau skeling di dokter gigi dengan menggunakan alat khusus “skeler”.