Jumat, 24 April 2015

Menuai cinta di hati manusia

Sebuah cerita dari Tiongkok.
Sumber : (Author Unknown)

Di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya.
Dia mempunyai seorang hamba yang sangat lugu - begitu
lugu, hingga orang-orang menyebutnya si bodoh.

Suatu kali sang tuan menyuruh si bodoh pergi ke sebuah
perkampungan miskin untuk menagih hutang para penduduk
di sana.
"Hutang mereka sudah jatuh tempo," kata sang tuan.

"Baik, Tuan," sahut si bodoh. "Tetapi nanti uangnya
mau diapakan?"

"Belikan sesuatu yang aku belum punyai," jawab sang
tuan.

Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dimaksud.
Cukup kerepotan juga si bodoh menjalankan tugasnya;
mengumpulkan receh demi receh uang hutang dari para
penduduk kampung.
Para penduduk itu memang sangat miskin, dan pula
ketika itu tengah terjadi kemarau panjang.
Akhirnya si bodoh berhasil jua menyelesaikan tugasnya.
Dalam perjalanan pulang ia teringat pesan tuannya,
"Belikan sesuatu yang belum aku miliki."

"Apa, ya?" tanya si bodoh dalam hati.
"Tuanku sangat kaya, apa lagi yang belum dia punyai?"

Setelah berpikir agak lama, si bodoh pun menemukan
jawabannya.
Dia kembali ke perkampungan miskin tadi.
Lalu dia bagikan lagi uang yang sudah dikumpulkannya
tadi kepada para penduduk.
"Tuanku, memberikan uang ini kepada kalian," katanya.
Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan
hati sang tuan.

Ketika si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah
dilakukannya, sang tuan geleng-geleng kepala.
"Benar-benar bodoh," omelnya.

Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak
disangka-sangka; pergantian Dinasti di Cina
karena pemberontakan membuat usaha sang tuan tidak
semulus dulu.
Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua
harta bendanya.
Pendek kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia
terlunta2 meninggalkan rumahnya. Hanya si bodoh yang
ikut serta.
Ketika tiba di sebuah kampung, entah mengapa para
penduduknya menyambut mereka dengan riang dan hangat;
mereka menyediakan tumpangan dan makanan buat sang
tuan.
"Siapakah para penduduk kampung itu, dan mengapa
mereka sampai mau berbaik hati menolongku?" tanya sang
tuan.
"Dulu tuan pernah menyuruh saya menagih hutang kepada
para penduduk miskin kampung ini," jawab si bodoh.
"Tuan berpesan agar uang yang terkumpul saya belikan
sesuatu yang belum tuan punyai.
Ketika itu saya berpikir, tuan sudah memiliki segala
sesuatu.
Satu-satunya hal yang belum tuanku punyai adalah cinta
di hati mereka.
Maka saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama
tuan.
Sekarang tuan menuai cinta mereka."
Si saudagar itu pun terharu atas perhatian orang-orang
tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar