Jumat, 17 April 2015

Kisah lantai pualam

Oleh: Tidak Diketahui

Alkisah terdapat sebuah museum yang lantainya terbuat
dari batu pualam yang indah. Di tengah-tengah ruangan
museum itu dipajang sebuah patung pualam pula yang
sangat besar. Banyak orang datang dari seluruh dunia
mengagumi keindahan patung pualam itu. Suatu malam,
lantai pualam itu berkata pada patung pualam.

Lantai Pualam: "Wahai patung pualam, hidup ini sungguh
tidak adil. Benar-benar tidak adil! Mengapa
orang-orang dari seluruh dunia datang kemari untuk
menginjak-injak diriku tetapi mereka mengagumimu?
Benar-benar tidak adil!"

Patung Pualam: "Oh temanku, lantai pualam yang baik.
Masih ingatkah kau bahwa kita ini sesungguhnya berasal
dari gunung batu yang sama?"

Lantai Pualam: "Tentu saja, justru itulah mengapa aku
semakin merasakan ketidakadilan itu. Kita berasal dari
gunung batu yang sama, tetapi sekarang kita menerima
perlakuan yang berbeda. Benar-benar tidak adil!"

Patung Pualam: "Lalu apakah kau masih ingat ketika
suatu hari seorang pemahat datang dan berusaha memahat
dirimu, tetapi kau malah menolak dan merusakkan
peralatan pahatnya?"

Lantai Pualam: "Ya, tentu saja aku masih ingat. Aku
sangat benci pemahat itu. Bagaimana ia begitu tega
menggunakan pahatnya untuk melukai diriku. Rasanya
sakit sekali!"

Patung Pualam: "Kau benar! Pemahat itu tidak bisa
mengukir dirimu sama sekali karena kau menolaknya."

Lantai Pualam: "Lalu?"

Patung Pualam: "Ketika ia memutuskan untuk tidak
meneruskan pekerjaannya pada dirimu, lalu ia berusaha
untuk memahat tubuhku. Saat itu aku tahu melalui hasil
karyanya aku akan menjadi sesuatu yang benar-benar
berbeda. Aku tidak menolak peralatan pahatnya
membentuk tubuhku. Aku berusaha untuk menahan rasa
sakit yang luar biasa."

Lantai Pualam: "Mmmmmm...."

Patung Pualam: "Kawanku, ini adalah harga yang harus
kita bayar pada segala sesuatu dalam hidup ini. Saat
kau memutuskan untuk menyerah, kau tak boleh
menyalahkan siapa-siapa atas apa yang terjadi pada
dirimu sekarang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar