Minggu, 19 April 2015

Bunyi yang punya arti

Unknown Source

Suatu hari, seorang dari desa mengunjungi temannya di
kota. Bunyi ribut mobil-mobil dan derap orang yang
lalu-lalang sangat menganggu orang desa itu.

Kedua orang itu kemudian berjalan-jalan dan tiba-tiba
orang desa itu berhenti, menepuk pundak temannya dan
berbisik, "Berhentilah sebentar. Apakah kamu mendengar
suara yang kudengar?"

Teman kotanya itu menoleh ke arah orang desa itu
sambil tersenyum, dan kemudian berkata, "Yang saya
dengar hanyalah suara klakson mobil serta suara orang
lalu-lalang. Apa yang kau dengar?"

"Ada seekor jangkrik di dekat sini dan saya bisa
mendengar suara nyanyiannya."

Teman dari kota itu mendengarkan dengan penuh
perhatian, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan
berkata, "Saya pikir kamu hanya bergurau.
Tidak ada jangkrik di sini. Dan seandainya ada,
bagaimana orang bisa mendengar suaranya di tengah
kebisingan jalan ini? Jadi kamu pikir kamu bisa
mendengarkan suara seekor jangkrik?"

Kata orang desa itu, "Ya! Ada satu ekor yang bernyanyi
di sekitar sini sekarang."

Orang desa itu berjalan ke depan beberapa langkah,
lalu berdiri di samping tembok suatu rumah. Di situ
ada tanaman yang tumbuh merambat. Orang Indian
itu memetik beberapa daun, dan di atas daun itulah
terdapat seekor jangkrik yang bernyanyi keras sekali.

Teman dari kota itu kini bisa melihat jangkrik itu,
dan dia pun mulai bisa mendengar kan suara
nyanyiannya. Ketika mereka kembali berjalan-jalan,
orang
kota itu berkata kepada teman desanya, "Kamu secara
alami bisa mendengar lebih baik dari kami."

Orang desa itu tersenyum dan kemudian
menggeleng-gelengkan kepalanya sambil
berkata, "Saya tidak setuju dengan pendapatmu. Orang
desa tidak bisa mendengar lebih baik daripada orang
kota. Sekarang lihat, saya akan memperlihatkannya
kepadamu!"

Lalu, orang desa itu mengambil uang logam dan
menjatuhkannya di trotoar.

Bunyi uang logam itu membuat banyak orang menoleh ke
arahnya. Kemudian orang desa itu memungut uang logam
itu dan menyimpannya kembali di kantungnya, dan
kedua orang itu kembali berjalan-jalan.

Kata orang desa itu, "Tahukah kamu sobat, suara uang
logam itu tidak lebih keras daripada nyanyian jangkrik
tadi. Meski demikian, banyak orang kota mendengarnya
dan menoleh ke arahnya. Di lain pihak, saya adalah
satu-satunya orang yang mendengar suara jangkrik itu.
Alasannya tentu bukan bahwa orang desa bisa mendengar
lebih baik daripada orang kota. Tidak. Alasannya
adalah
bahwa kita selalu mendengar dengan lebih baik hal-hal
yang biasanya kita perhatikan."

Seringkali ketika kita dalam masalah, kita berteriak
memohon pertolongan pada Tuhan, dan kita merasa Dia
diam saja. Ketika membaca cerita ini kita jadi sadar,
sebabnya bukan karena Tuhan tidak menjawab, tapi
karena kita lebih fokus pada diri kita sendiri dan
permasalahannya daripada fokus pada Tuhan dan
pertolonganNya.

Kita memasang telinga agar Tuhan menjawab sesuai
dengan keinginan dan cara kita dan menolak suara Tuhan
yang mengatakan bahwa Dia menyediakan jalan lain yang
lebih baik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar