Sabtu, 18 April 2015

Mawar

Oleh: Tidak Diketahui

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai
sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu
di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil
telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil
tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya
pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang
cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini
dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun,
dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang
menganggu, segera disianginya agar terhindar dari
kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah
tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai
merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna.
Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan
hasil.

Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak
heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi
tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri
tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga
yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu
keindahan mawar-mawar miliknya.

Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, "Mengapa dari
bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang
tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk
merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja
tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari
kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya
membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku
berdarah karena duri-duri penganggu ini."

Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk
memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli.
Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan
petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu
pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai
merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang
tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu.
Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga
itu pun meranggas dan layu.

Teman, kisah tadi memang sudah selesai. Tapi, ada ada
satu pesan moral yang bisa kita raih didalamnya. Jiwa
manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam
setiap jiwa, selalu ada 'mawar' yang tertanam. Allah
yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Allah
lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu
kita. Layaknya taman- taman berbunga, sesungguhnya di
dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang
akan merekah.

Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat
"duri" yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya
melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang.
Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita
kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya.
Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang
akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk "menyirami"
hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya,
kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi
yang kita miliki.

Banyak orang yang tak menyangka, mereka juga
sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa.
Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu.
Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri
dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang lain
lah yang kadang harus menunjukannya.

Teman, jika kita bisa menemukan "mawar-mawar" indah
yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat
mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu
untuk membuatnya akan membuatnya merekah, dan terus
merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul.
Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas
kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi
taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah
saat kita berhasil untuk menunjukkan diri kita tentang
mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang
muncul.

Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma
keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya
ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati.
Mari, kita temukan "mawar-mawar" ketenangan,
kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita.
Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa dengan
onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita
berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan
tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita
bersedih nestapa.

Teman, biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam
hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya
kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang
teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang
dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru
bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang
yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan
keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka.
Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai
bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan
menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar