Terdapat
seorang rahib yang suka berceramah tentang surga dan neraka. Salah seorang
umatnya yang bosan mendengar ceramah yang sama berkali-kali, suatu saat berdiri
dan mengajukan pertanyaan,
Blog ini berisikan informasi tentang Keluarga Katolik Mahasiswa Kedokteran Universitas Hasanuddin (KKMK Unhas): profil KKMK Unhas, susunan pengurus dan anggota dari masa ke masa, perkumpulan Agape Unhas, renungan, kegiatan KKMK Unhas, informasi kesehatan, dll. Blog ini dikelola oleh KKMK Unhas, tetapi tetap terbuka bagi seluruh pembaca untuk menaburkan kasih di antara sesama manusia tanpa memandang perbedaan yang ada demi terciptanya kedamaian di muka bumi...
Minggu, 31 Mei 2015
Sabtu, 30 Mei 2015
Tambang Intan Ali Hafed
Tidak
jauh dari Sungai Indus, pada suatu masa hiduplah seorang petani Persia bernama
Ali Hafed, yang memiliki tanah luas dengan kebun buah, ladang gandum, dan
taman. Dia adalah orang kaya yang puas dengan hidupnya.
Jumat, 29 Mei 2015
Tempayan Retak
Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar;
masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya
menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak,
Kamis, 28 Mei 2015
Terpaksa Menggunakan Otak
Dengan
bantuan PETUNJUK PEMAKAIAN seorang wanita selama berjam-jam mencoba merakit
alat rumah tangga yang rumit, yang baru saja ia beli. Akhirnya ia menyerah dan
membiarkan
Rabu, 27 Mei 2015
Tetangga yang Ceroboh
Seorang
wanita mengeluh kepada kawannya yang sedang berkunjung bahwa tetangganya adalah
seorang ibu rumah tangga yang buruk.
Selasa, 26 Mei 2015
Truk yang Terjepit
Sebuah
trukyang besar bergerak melewati jalan di bawah rel kereta api. Truk itu
terjepit di antara jalan dan balok penyangga diatas. Semua usaha
Senin, 25 Mei 2015
TUHAN BAIK DAN TUHAN JAHAT
Tuhan
baik dan Tuhan jahat bertemu di puncak gunung. Tuhan baik berkata, "Salam
sejahtera sobat." Tuhan jahat itu tidak menjawab. Kemudian Tuhan baik itu
berkata, "Rupanya keadaanmu sedang kurang baik hari ini."
"Ya."
Jawab Tuhan jahat. "Karena, baru-baru ini aku selalu menemukan
kesalahan-kesalahan karena kamu; dipanggil dengan namamu, dan diperlakukan
seakan-akan aku adalah kamu., dan itu menyakitkanku."
Dan
Tuhan baik itu berkata, "Tapi aku juga menemukan kesalahan karenamu dan
aku dipanggil dengan namamu."
Tuhan jahat itu pergi sambil mengutuk ketololan manusia...
Minggu, 24 Mei 2015
Turuti Impian Anda
Aku
mempunyai teman bernama Monty Roberts yang mempunyai peternakan kuda di San
Ysidro. Ia mengijinkan aku menggunakan rumahnya untuk mengadakan acara-acara
pengunpulan dana bagi para pemuda yang menjalankan program-program berisiko tinggi.
Pada acara terbaruku disana, ia memperkenalkan aku dengan mengatakan, "Saya ingin memberitahu Anda mengapa saya membiarkan Jack menggunakan rumah saya. Ini balik ke kisah tentang anak muda yang merupakan anak pelatih kuda yang pergi dari satu kandang ke kandang yang lain, dari satu jalur pacuan ke jalur pacuan yang lain, dari satu tanah pertanian ke tanah pertanian yang lain dan dari satu peternakan ke peternakan yang lain, melatih kuda. Sebagai akibatnya, perjalanan sekolah SMA anak laki-laki itu terus-menerus terganggu. Ketika duduk di bangku akhir, ia diminta untuk menyusun tulisan tentang apa cita-citanya bila ia dewasa.
"Malam itu ia menulis karangan setebal tujuh halaman yang memaparkan tujuannya untuk memiliki suatu peternakan kuda pada suatu saat. Ia menjabarkan impiannya secara terperinci dan bahkan ia menggambar sebuah sketsa tentang peternakan seluas dua ratus ekar (acre), yang memperlihatkan lokasi sluruh bangunan, kandang dan jalur pacuan. Kemudian ia melukis denah yang mendetil untuk rumah seluas empat ribu kaki persegi yang akan terletak di peternakan dambaan hati seluas dua ratus ekar (acre) itu.
"Ia benar-benar mencurahkan isi hatinya ke dalam proyek itu dan pada keesokan harinya ia menyerahkan karangan itu kepada gurunya. Dua hari kemudian ia menerima tulisannya kembali. Di halaman depan tertera huruf F besar dengan catatan yang berbunyi, "Temui saya seusai jam sekolah."
"Anak laki-laki itu pulang dan berpikir keras lama sekali tentang hal itu. Ia bertanya kepada bapaknya mengenai apa yang sebaiknya ia tempuh. Bapaknya berkata, "Camkan, Nak, kamu harus membulatkan tekadmu tentang ini. Bagaimanapun, aku pikir ini adalah keputusan yang sangat penting bagimu."
"Akhirnya, setelah menimbang-nimbang selama seminggu, anak itu menyetorkan tulisan yang sama, tidak membuat perubahan apa pun. Ia berkata,"Anda dapat mempertahankan nilai F itu dan saya akan mempertahankan impian saya."
Monty kemudian beralih perhatian kepada orang-orang yang berkumpul itu dan berujar, "Saya menuturkan kisah ini kepada Anda semua karena Anda kini tengah berada di dalam rumah saya yang seluas empat ribu kaki persegi di tengah-tengah peternakan kuda saya yang seluas dua ratus ekar (acre). Makalah itu masih tersimpan dalam bingkai di atas perapian." Ia menambahkan, "Bagian terbagus dari kisah ini terjadi pada dua musim panas yang lalu saat guru sekolah itu membawa tiga puluh tiga orang anak berkemah di tanah peternakan saya selama seminggu. Ketika akan pulang, guru itu berkata, "Begini, Monty, aku dapat mengatakannya kepadamu sekarang. Sewaktu menjadi gurumu, aku menjadi semacam pencuri cita-cita. Sepanjang tahun-tahun itu aku telah mencuri banyak impian anak-anak. Untungnya kamu punya cukup inisiatif untuk tidak melepaskan impian-impianmu."
Jangan biarkan siapa pun mencuri impian-impian Anda. Turuti kata hati Anda, apa pun yang terjadi.
Jack Canfield
Chicken Soup for the Soul
Pada acara terbaruku disana, ia memperkenalkan aku dengan mengatakan, "Saya ingin memberitahu Anda mengapa saya membiarkan Jack menggunakan rumah saya. Ini balik ke kisah tentang anak muda yang merupakan anak pelatih kuda yang pergi dari satu kandang ke kandang yang lain, dari satu jalur pacuan ke jalur pacuan yang lain, dari satu tanah pertanian ke tanah pertanian yang lain dan dari satu peternakan ke peternakan yang lain, melatih kuda. Sebagai akibatnya, perjalanan sekolah SMA anak laki-laki itu terus-menerus terganggu. Ketika duduk di bangku akhir, ia diminta untuk menyusun tulisan tentang apa cita-citanya bila ia dewasa.
"Malam itu ia menulis karangan setebal tujuh halaman yang memaparkan tujuannya untuk memiliki suatu peternakan kuda pada suatu saat. Ia menjabarkan impiannya secara terperinci dan bahkan ia menggambar sebuah sketsa tentang peternakan seluas dua ratus ekar (acre), yang memperlihatkan lokasi sluruh bangunan, kandang dan jalur pacuan. Kemudian ia melukis denah yang mendetil untuk rumah seluas empat ribu kaki persegi yang akan terletak di peternakan dambaan hati seluas dua ratus ekar (acre) itu.
"Ia benar-benar mencurahkan isi hatinya ke dalam proyek itu dan pada keesokan harinya ia menyerahkan karangan itu kepada gurunya. Dua hari kemudian ia menerima tulisannya kembali. Di halaman depan tertera huruf F besar dengan catatan yang berbunyi, "Temui saya seusai jam sekolah."
"Anak laki-laki itu pulang dan berpikir keras lama sekali tentang hal itu. Ia bertanya kepada bapaknya mengenai apa yang sebaiknya ia tempuh. Bapaknya berkata, "Camkan, Nak, kamu harus membulatkan tekadmu tentang ini. Bagaimanapun, aku pikir ini adalah keputusan yang sangat penting bagimu."
"Akhirnya, setelah menimbang-nimbang selama seminggu, anak itu menyetorkan tulisan yang sama, tidak membuat perubahan apa pun. Ia berkata,"Anda dapat mempertahankan nilai F itu dan saya akan mempertahankan impian saya."
Monty kemudian beralih perhatian kepada orang-orang yang berkumpul itu dan berujar, "Saya menuturkan kisah ini kepada Anda semua karena Anda kini tengah berada di dalam rumah saya yang seluas empat ribu kaki persegi di tengah-tengah peternakan kuda saya yang seluas dua ratus ekar (acre). Makalah itu masih tersimpan dalam bingkai di atas perapian." Ia menambahkan, "Bagian terbagus dari kisah ini terjadi pada dua musim panas yang lalu saat guru sekolah itu membawa tiga puluh tiga orang anak berkemah di tanah peternakan saya selama seminggu. Ketika akan pulang, guru itu berkata, "Begini, Monty, aku dapat mengatakannya kepadamu sekarang. Sewaktu menjadi gurumu, aku menjadi semacam pencuri cita-cita. Sepanjang tahun-tahun itu aku telah mencuri banyak impian anak-anak. Untungnya kamu punya cukup inisiatif untuk tidak melepaskan impian-impianmu."
Jangan biarkan siapa pun mencuri impian-impian Anda. Turuti kata hati Anda, apa pun yang terjadi.
Jack Canfield
Chicken Soup for the Soul
Sabtu, 23 Mei 2015
Visi Seekor Siput
Di
suatu hari di awal musim semi, seekor siput memulai perjalanannya memanjat
sebuah pohon ceri. Beberapa ekor burung di sekitar pohon itu melihat sang siput
dengan pandangan aneh. "Hei, siput tolol," salah seekor dari mereka
mencibir, "pikirmu kemana kamu akan pergi?". "Mengapa kamu
memanjat pohon itu?" berkata yang lain, "Di atas sana tidak ada buah
ceri."
"Pada saat saya tiba di atas," kata si siput, "Pohon cerinya akan berbuah."
Anonim
Editor: Brian Cavanaugh, "Packet of Sower's Seeds"
"Pada saat saya tiba di atas," kata si siput, "Pohon cerinya akan berbuah."
Anonim
Editor: Brian Cavanaugh, "Packet of Sower's Seeds"
Jumat, 22 Mei 2015
Visualisasi Pam Lontos
Dulu
saya adalah ibu rumah tangga yang kegemukan dan pemurung, yang tidur 18 jam
sehari. Pada suatu hari, saya memutuskan bahwa saya sudah bosan begini. Saya
harus memilih: bunuh diri atau bangkit dari tempat tidur dan mengubah hidup
saya.
Saya mulai mendengarkan kaset-kaset motivasi diri berulang kali sepanjang hari. Bila kaset itu mengatakan ulangilah teknik penegasan tiga kali dalam satu hari, saya melakukannya lima kali sehari, malah sepuluh kali. Bila kaset itu berkata supaya saya memantapkan gambaran orang yang saya kehendaki dalam pikiran saya, saya melakukannya sepanjang hari! Saya menempelkan foto Farah Fawcett di dinding, tetapi kepalanya saya potong dan saya ganti dengan kepala saya.
Saya membayangkan diri saya suka bergaul, ramping, penuh percaya diri, dan saya memutar gambaran itu berulang kali dalam pikiran saya. Dan, pada waktunya, gambaran tersebut mulai cocok dengan saya! Saya tidak pernah mau menandingi Farah, tetapi saya berhasil melepaskan sebagian besar kelebihan 25 kilo yang saya bawa ke mana-mana itu, dan saya bahkan mulai menjadi sedikit atletis.
Saya mendapat pekerjaan sebagai penjual keanggotaan klub kesehatan, dan membayangkan diri saya menjadi penjual top. Tak lama kemudian, saya memang penjual top!
Saya memutuskan untuk pindah ke penjualan iklan radio dan membayangkan diri saya bekerja di salah satu stasiun radio. Tetapi, manajer stasiun itu berkata bahwa tak ada lowongan dan tak mau menemui saya. Saya betul-betul menginginkan pekerjaan di situ, sehingga saya nekad berkemah di depan kantornya sampai ia setuju berbicara dengan saya, dan saya mendapatkan pekerjaan yang untuk jabatan tadinya belum ada sebelum saya muncul! Dengan menggunakan teknik visualisasi, penegasan, dan banyak kerja keras, saya menjadi penjual top juga di sana.
Tak lama kemudian, mereka mengangkat saya menjadi manajer penjualan. Ini betul-betul kejutan mendadak, dan bukan sesuatu yang saya bayangkan sebelumnya. Tetapi, saya mengajarkan apa pun yang saya ketahui kepada tenaga-tenaga penjual saya, terutama teknik membayangkan mendapatkan pesanan-pesanan. Salah satu latihan yang saya ingat ialah mematok target penjualan untuk bulan itu, dan kemudian membayangkan telah mencapai target tadi, dan betapa gembiranya Anda bila Anda melakukannya. Pada akhir bulan itu, setiap orang menjual hampir sama dengan apa yang telah mereka bayangkan! Salah seorang tenaga penjual berkata, "Seandainya saya tahu bahwa saya akan berhasil begini baik, tentulah saya akan mematok target yang lebih tinggi lagi!" dan demikianlah ia dan setiap orang mulai membayangkan untuk menjual jumlah yang jauh lebih tinggi bulan berikutnya. Penjualan iklan bulanan kami meledak dari 40.000 dolar menjadi 270.000! Yang membuatnya lebih luar biasa lagi adalah: sebenarnya stasiun radio kami tidak terlalu baik dan hampir-hampir tidak mempunyai pendengar. Kami tidak punya pendengar, tetapi memiliki banyak iklan yang bisa Anda bayangkan!
Saya telah berhasil sejauh ini, dari sama sekali bukan apa-apa sampai ke jenis sukses yang hanya saya impikan. Dan apa yang paling saya sukai adalah menolong tenaga-tenaga penjual lain mencapai impian-impian mereka. Oleh karena itu, saya akhirnya memutuskan menjadi seorang pelatih penjualan dan mendirikan perusahaan sendiri, Lontos Sales and Motivation di Orlando, dan saya keliling dunia mengajar orang bagaimana membayangkan sukses dalam pikiran mereka, menegaskannya, dan mendapatkannya.
Pam Lontos
"Out of the Blue", editor: Mark Victor Hansen, dkk.
Saya mulai mendengarkan kaset-kaset motivasi diri berulang kali sepanjang hari. Bila kaset itu mengatakan ulangilah teknik penegasan tiga kali dalam satu hari, saya melakukannya lima kali sehari, malah sepuluh kali. Bila kaset itu berkata supaya saya memantapkan gambaran orang yang saya kehendaki dalam pikiran saya, saya melakukannya sepanjang hari! Saya menempelkan foto Farah Fawcett di dinding, tetapi kepalanya saya potong dan saya ganti dengan kepala saya.
Saya membayangkan diri saya suka bergaul, ramping, penuh percaya diri, dan saya memutar gambaran itu berulang kali dalam pikiran saya. Dan, pada waktunya, gambaran tersebut mulai cocok dengan saya! Saya tidak pernah mau menandingi Farah, tetapi saya berhasil melepaskan sebagian besar kelebihan 25 kilo yang saya bawa ke mana-mana itu, dan saya bahkan mulai menjadi sedikit atletis.
Saya mendapat pekerjaan sebagai penjual keanggotaan klub kesehatan, dan membayangkan diri saya menjadi penjual top. Tak lama kemudian, saya memang penjual top!
Saya memutuskan untuk pindah ke penjualan iklan radio dan membayangkan diri saya bekerja di salah satu stasiun radio. Tetapi, manajer stasiun itu berkata bahwa tak ada lowongan dan tak mau menemui saya. Saya betul-betul menginginkan pekerjaan di situ, sehingga saya nekad berkemah di depan kantornya sampai ia setuju berbicara dengan saya, dan saya mendapatkan pekerjaan yang untuk jabatan tadinya belum ada sebelum saya muncul! Dengan menggunakan teknik visualisasi, penegasan, dan banyak kerja keras, saya menjadi penjual top juga di sana.
Tak lama kemudian, mereka mengangkat saya menjadi manajer penjualan. Ini betul-betul kejutan mendadak, dan bukan sesuatu yang saya bayangkan sebelumnya. Tetapi, saya mengajarkan apa pun yang saya ketahui kepada tenaga-tenaga penjual saya, terutama teknik membayangkan mendapatkan pesanan-pesanan. Salah satu latihan yang saya ingat ialah mematok target penjualan untuk bulan itu, dan kemudian membayangkan telah mencapai target tadi, dan betapa gembiranya Anda bila Anda melakukannya. Pada akhir bulan itu, setiap orang menjual hampir sama dengan apa yang telah mereka bayangkan! Salah seorang tenaga penjual berkata, "Seandainya saya tahu bahwa saya akan berhasil begini baik, tentulah saya akan mematok target yang lebih tinggi lagi!" dan demikianlah ia dan setiap orang mulai membayangkan untuk menjual jumlah yang jauh lebih tinggi bulan berikutnya. Penjualan iklan bulanan kami meledak dari 40.000 dolar menjadi 270.000! Yang membuatnya lebih luar biasa lagi adalah: sebenarnya stasiun radio kami tidak terlalu baik dan hampir-hampir tidak mempunyai pendengar. Kami tidak punya pendengar, tetapi memiliki banyak iklan yang bisa Anda bayangkan!
Saya telah berhasil sejauh ini, dari sama sekali bukan apa-apa sampai ke jenis sukses yang hanya saya impikan. Dan apa yang paling saya sukai adalah menolong tenaga-tenaga penjual lain mencapai impian-impian mereka. Oleh karena itu, saya akhirnya memutuskan menjadi seorang pelatih penjualan dan mendirikan perusahaan sendiri, Lontos Sales and Motivation di Orlando, dan saya keliling dunia mengajar orang bagaimana membayangkan sukses dalam pikiran mereka, menegaskannya, dan mendapatkannya.
Pam Lontos
"Out of the Blue", editor: Mark Victor Hansen, dkk.
Kamis, 21 Mei 2015
Belanja di ''Toko Kebahagiaan''
Seorang muda yang selalu resah
dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ''Berapa lamakah waktu yang
saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?'' Orang bijak itu memandang si anak
muda kemudian menjawab, ''Kira-kira sepuluh tahun.''
Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama,?'' tanyanya tak percaya.
''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.''
Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?''
tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas?
Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?
Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan? Sebagaimana yang telah sering saya sampaikan dalam rubrik ini, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam. Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya.
Agar lebih mudah saya akan menggunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.'' Di sana tidak ada barang yang bernama ''kebahagiaan'' karena ''kebahagiaan'' itu sendiri tidak dijual. Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur- unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan.
Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.
Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi.
Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ''kesabaran'' Anda hanya akan mendapatkan ''benih kesabaran.'' Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran.
Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya. ''kesabaran tingkat 1,''
misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan. ''Kesabaran tingkat 2'' berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah. ''Kesabaran tingkat 3'', misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme.
Menu yang lain misalnya ''bersyukur.'' ''Bersyukur tingkat 1'' adalah bersyukur di kala senang, sementara ''bersyukur tingkat 2'' adalah bersyukur di kala susah. ''Kejujuran tingkat 1,'' misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ''kejujuran tingkat 2'' adalah kejujuran dalam kondisi terancam. Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.
Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. Yang termahal ternyata adalah ''kesabaran'' karena kesabaran ini merupakan bahan baku dari segala macam produk yang dijual di sana.
Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ''Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya. Tuhan tahu bagaimana memasang harga yang tepat pada barang-barangnya.''
Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ''obat dan vitamin'' yang sangat kita butuhkan.
Dengan demikian Anda akan ''berterima kasih'' kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ''diutus'' untuk membantu Anda. Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adalah peluang untuk membentuk kesabaran. Penghasilan yang pas-pasan adalah peluang untuk menumbuhkan rasa syukur. Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi.
Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan.
Sebagai penutup marilah kita renungkan ungkapan berikut ini:
''Aku memohon kekuatan, dan Tuhan memberiku kesulitan-kesulitan untuk membuatku kuat. Aku memohon kebijaksanaan, dan Tuhan memberiku masalah untuk diselesaikan. Aku memohon kemakmuran, dan Tuhan memberiku tubuh dan otak untuk bekerja. Aku memohon keberanian, dan Tuhan memberiku berbagai bahaya untuk aku atasi. Aku memohon cinta, dan Tuhan memberiku orang-orang yang bermasalah untuk aku tolong. Aku mohon berkah dan Tuhan memberiku berbagai kesempatan. Aku tidak memperoleh apapun yang aku inginkan, tetapi aku mendapatkan apapun yang aku butuhkan.''
Sumber: Belanja di ''Toko Kebahagiaan'' oleh Arvan Pradiansyah, Direktur Pengelola Institute for Leadership & Life Management (ILM) dan Penulis Buku Life is Beautiful
Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama,?'' tanyanya tak percaya.
''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.''
Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?''
tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas?
Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?
Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan? Sebagaimana yang telah sering saya sampaikan dalam rubrik ini, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam. Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya.
Agar lebih mudah saya akan menggunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.'' Di sana tidak ada barang yang bernama ''kebahagiaan'' karena ''kebahagiaan'' itu sendiri tidak dijual. Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur- unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan.
Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.
Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi.
Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ''kesabaran'' Anda hanya akan mendapatkan ''benih kesabaran.'' Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran.
Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya. ''kesabaran tingkat 1,''
misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan. ''Kesabaran tingkat 2'' berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah. ''Kesabaran tingkat 3'', misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme.
Menu yang lain misalnya ''bersyukur.'' ''Bersyukur tingkat 1'' adalah bersyukur di kala senang, sementara ''bersyukur tingkat 2'' adalah bersyukur di kala susah. ''Kejujuran tingkat 1,'' misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ''kejujuran tingkat 2'' adalah kejujuran dalam kondisi terancam. Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.
Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. Yang termahal ternyata adalah ''kesabaran'' karena kesabaran ini merupakan bahan baku dari segala macam produk yang dijual di sana.
Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ''Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya. Tuhan tahu bagaimana memasang harga yang tepat pada barang-barangnya.''
Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ''obat dan vitamin'' yang sangat kita butuhkan.
Dengan demikian Anda akan ''berterima kasih'' kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ''diutus'' untuk membantu Anda. Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adalah peluang untuk membentuk kesabaran. Penghasilan yang pas-pasan adalah peluang untuk menumbuhkan rasa syukur. Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi.
Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan.
Sebagai penutup marilah kita renungkan ungkapan berikut ini:
''Aku memohon kekuatan, dan Tuhan memberiku kesulitan-kesulitan untuk membuatku kuat. Aku memohon kebijaksanaan, dan Tuhan memberiku masalah untuk diselesaikan. Aku memohon kemakmuran, dan Tuhan memberiku tubuh dan otak untuk bekerja. Aku memohon keberanian, dan Tuhan memberiku berbagai bahaya untuk aku atasi. Aku memohon cinta, dan Tuhan memberiku orang-orang yang bermasalah untuk aku tolong. Aku mohon berkah dan Tuhan memberiku berbagai kesempatan. Aku tidak memperoleh apapun yang aku inginkan, tetapi aku mendapatkan apapun yang aku butuhkan.''
Sumber: Belanja di ''Toko Kebahagiaan'' oleh Arvan Pradiansyah, Direktur Pengelola Institute for Leadership & Life Management (ILM) dan Penulis Buku Life is Beautiful
Langganan:
Postingan (Atom)