Ada
tradisi suatu keluarga atau kantor, yang setiap kali ada perayaan ulang tahun
anggota keluarga atau kantor, mengadakannya di sebuah panti asuhan atau
mengundang mereka ke suatu tempat untuk diajak pesta merayakan kegembiraan dan
syukur. Di tempat itu, kecuali mengadakan pesta, memberikan sumbangan, membagi
souvenir untuk masing-masing anak, juga menjadikan mereka sebagai bagian dari
perjalanan hidupnya. Bagi mereka, membagikan sesuatu sebagai tanda syukur untuk
orang-orang yang demikian rasanya jauh lebih bermakna daripada pesta besar
tanpa mereka. Kegembiraan mereka lebih menusuk hati, kebutuhan mereka lebih
nyata, dan senyum mereka lebih meneguhkan. Itulah sebabnya keluarga ini selalu
menjadi momen syukur untuk bisa berada di tengah-tengah orang yang membutuhkan
dan berbagi sedikit berkat untuk mereka.
Yesus hari ini meneguhkan orang-orang yang berbuat seperti
itu. Yesus tidak melarang siapa pun mengadakan pesta dan mengundang orang-orang
berada yang dikenalnya. Namun, Yesus berharap agar sapaan kita tidak terbatas
pada mereka saja. Sapaan dan perhatian kita perlu diperluas pada orang-orang
yang membutuhkan. Mereka memang tidak bisa membalas dengan perhatian dan
imbalan, tetapi hanya dengan senyum dan dengan pembelajaran hidup. Dengan hadir
di tengah mereka, kita kadang lebih banyak belajar makna hidup yang lebih
dalam. Apa yang kita lakukan untuk mereka, sama juga kita lakukan untuk Tuhan.
Kalau kita melakukannya untuk Tuhan, pada saatnya berkat yang berlimpah juga
akan dibagikan-Nya untuk kita. (SY/Inspirasi
Batin 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar