Minggu, 12 April 2015

Anggota KKMK Unhas angkatan 1996

Fakultas Kedokteran
1. Yuliady M.

Anggota KKMK Unhas angkatan 1998

Fakultas Kedokteran
1. Alexander Nur Ilhami

Anggota KKMK Unhas angkatan 1999

Fakultas Kedokteran
1. Vanency Loardy
2. Wempy Wijaya Theodorus P.Y. Pranoto
3. Stepanus Massora
4. Sostro Mulyo
5. Rustandy Natsir
6. Vika
7. Brigitta
8. Yosefa Ria Rampo

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Ronald Rasubala
2. Swati

Anggota KKMK Unhas angkatan 2008

Fakultas Kedokteran
1. Magnus MarioHoliwono
2. Juliet Christy Gunawan
3. Fitri Florentina
4. Gabriel Musalim
5. Willis Kwandou
6. Hendra Santoso
7. Helen Tukan
8. Frenky Pryogo
9. Astri Amelia Gosal
10. Rafail Leman
11. Gunawan Lawrence
12. Yulian Suban
13. Anuncia Gertrudis
14. Witin Mahafendy
15. Suryamanika Tukan
16. Yohanes Baptista
17. Ivand Perangin-angin

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Ria Kouwagam
2. Tommy Dharmaji
3. Myra Horax
4. Melania Utami Nirwan
5. Filipus Eric Suryajaya
6. Arman Mikael Albertus


Anggota KKMK Unhas angkatan 2006

1. Hana Theresia Johansyah
2. Winny Winaldy
3. Sander Sonambela
4. Vic Willian
5. Lydia Christina Johansyah

Bukan aku tak cinta

Oleh: Michael
Disadur: Tulang Rusuk

Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal.

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Pukul 18.30.

"Tinnn.. Tiiiinnnnn...!!"

Cassie kecil melompat girang! Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.

"Mama, mama.. Mama, mama..." Cassie menggerak-gerakkan
tangan Mama. Mama diam saja.

Dengan cemas Cassie bertanya, "Mama sakit ya? Mananya
yang sakit? Mam, mana yang sakit?"

Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil
memejamkan mata.

Cassie makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang
sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba...

"Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan
berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi.

Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang Mama... Cassie salah apa? Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu
Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?

Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa.

"Tinnn.. Tiiiinnnnn...!!"

Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari
pandangan.

"Cassie mana?". "Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: "Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu."

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh. Dari tempat di mana ia tidak akan terluka.

Sabtu, 11 April 2015

Cemara dan mawar

Sumber: Melangkah Bersama
by : Tony Chan

Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata; "Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat."

Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga mawar di
mana-mana menyiarkan dan menceritakan tampak buruk pohon cemara, sehingga membuat pohon cemara tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.

Ketika musim dingin datang dan turun salju yang lebat,
bunga mawar yang sombong sangat sulit mempertahankan kehidupannya.
Demikian pula dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi.

Di tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara. Salju berkata; " Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran dan keramaian di bumi berubah wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang menyelimuti bumi.

Namun, kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan." Demikianlah
pembicaraan menarik antara pohon cemara dan salju yang terjadi di tengah
malam pada musim dingin.

Sedih dan gembira selalu datang silih berganti; hanya dengan keteguhan jiwa
dan pikiran,kebahagiaan itu dapat diraihnya. Caci maki dan fitnah tidak
dapat menjatuhkan orang yang kuat.

Di dalam ungkapan Timur sering terdapat kata-kata : "Menengadah ke langit
dan membuang ludah." dan " Menabur debu dengan angin yang berlawanan." Ini semua mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya mencelakakan dirinya sendiri. Menghadapi fitnahan dan celaan,
hendaknya seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi.

Cuaca terang dan berawan selalu silih berganti. Belajar bagaikan cermin yang
jernih dapat melihat keadaan sebenarnya.

Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan diri
dengan tenang dan sabar.

Kita harus belajar dari sifat pohon cemara yang tegar menahan serangan, baik
serangan yang bersifat tindakan, ucapan maupun pikiran; dan menjadikannya
sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.


Kamis, 09 April 2015

Anggota KKMK Unhas angkatan 2014

Fakultas Kedokteran
1. Adyatma Adinda Jubhari

Anggota KKMK Unhas angkatan 2012

Fakultas Kedokteran
1. Rendy A. Jiwono

Anggota KKMK Unhas angkatan 2000

Fakultas Kedokteran
1. Yurike Yuniar
2. Adam Kristy

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Michael Andreas Leman
2. Robby Favor

Anggota KKMK Unhas angkatan 2001

Fakultas Kedokteran
1. Ivan Ade
2. Edo Ardo Lengkong
3. Febrina Felicia Somba Amelia
4. Monica Merry
5. Veronika Suwono
6. Valent Pramono
7. Evi Thedy Edo

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Brilyanti Horas
2. Felix Thungady
3. Julian Alodia Tiro
4. Ivah Vania Tarang
5. Kenny
6. Stephanus Ridwan Launardo

Anggota KKMK Unhas angkatan 2003

Fakultas Kedokteran
1. Hendra Kusuma
2. Fritz
3. Darwin Horas
4. Herianto
5. Donald Tikuali
6. Erwiani Sutono
7. Kartika
8. Martini
9. Sylvia
10. Jeni Poniman

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Citra Octavia
2. Evan Gunawan
3. Maya Rosita
4. Ervi Tjandra
5. Elsa
6. Mega Sutandy

Anggota KKMK Unhas angkatan 2004

Fakultas Kedokteran
1. Mira Maya Kumala
2. Grace Tombilayuk
3. Yulianti Laude
4. Febrina Rovani

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Ricky Foniman
2. Nadia Wongsari

Anggota KKMK Unhas angkatan 2007

Fakultas Kedokteran
1. Jorian Muntari
2. Aditya Bernard Dharmajie
3. Jurgen Desman Thioritz
4. Fransisca Carmelia Subeno
5. Ivone Desiana Thioritz
6. Rumondang Naibaho
7. Saraswati Wulandari Hartono
8. Wenda A. Indriyani

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Ade T. Heriyanto
2. Mitra Jordan Parindingan
3. Edward Kefas Maloe Lengari
4. Frederica Deby Thedjakusuma
5. Felicia Devy Thedjakusuma
6. Novi John Nursalim
7. Sartika Eka Goutama
8. Natalia Dian Inkiriwang
9. Angelica Cony Nindiaty
10. Isabella

Anggota KKMK Unhas angkatan 2005

Fakultas Kedokteran
1. Yulian Widjaja
2. Venyce Laurence
3. Melvin Philips

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Christian Tandiary
2. Ignatius Hendra Subeno
3. Erwin Wisana
4. Imelda
5. Irma Winawan
6. Eriana Sutono
7. Priska Tangdikamma
8. Diana Agnes Thioritz
9. Fuista Rica Margareth
10. Sherly Wijaya
11. Monica Manda


Anggota KKMK Unhas angkatan 2002

Fakultas Kedokteran
1. Anggrainy Kouwagam
2. Albert Julyson W.C.P.
3. Arnold Darmawan
4. Shenny Winardi
5. Krisna
6. Ivan Soemiady
7. Wiyana Mulyamin
8. Maria Johansyah
9. Robert James
10. Mery Dian Mangimba
11. Misjunaling Paluyukan
12. Evita Rosada

Fakultas Kedokteran Gigi
1. Erwin A. Launardo
2. Serlina Lugardis
3. Vonny Irawana Tang
4. Juliatri
5. Meilina Gunawan
6. Sandy Trayan
7. Sutedy Layjadi Itung
8. Stella Febriani Maria

Tong sampah

Seorang pria tua yang bijak memutuskan untuk pensiun
dan membeli rumah mungil dekat sebuah SMP. Selama
beberapa minggu ia menikmati masa-masa pensiunnya
dengan tenang dan damai. Kebetulan saat itu sedang
masa liburan sekolah.

Tak berapa lama kemudian, masa sekolah tiba. Dan,
sekolah itu pun penuh dengan anak-anak. Suasana tenang
dan nyaman menjadi sedikit berubah. Namun yang paling
menjengkelkan pak Tua adalah, setiap hari ada tiga
anak laki-laki lewat di depan rumah yang suka memukuli
tong sampah yang ada di pinggir jalan. Mereka membikin
keributan sepanjang hari dan berulah seolah-olah
menjadi pemain perkusi hebat. Begitu terus dari hari
ke hari. Sampai akhirnya pak Tua merasa harus
melakukan sesuatu pada mereka. Keesokan harinya, pak
Tua keluar rumah sambil tersenyum lebar menghampiri
tiga anak laki-laki yang sedang asyik memukuli tong
sampah.

Ia menghentikan permainan mereka, dan berkata, "Hai,
anak-anak! Kalian pasti suka bersenang-senang. Saya
suka sekali dengan cara kalian bersenang-senang
seperti ini. Sewaktu saya masih kecil, saya juga suka
bermain-main seperti kalian. Nah, apakah kalian mau
saya beri uang?"

"Mau.. mau.." sahut ketiga anak itu serempak.

"Okay, begini," pak Tua itu tersenyum.

Lalu ia mengeluarkan tiga lembar uang ribuan dari
sakunya.

Katanya, "Masing-masing dari kalian saya beri uang
seribu. Tapi kalian harus berjanji mau bermain-main di
sini dan memukuli tong sampah ini setiap hari."

Anak-anak itu senangnya luar biasa. Sejak itu setiap
hari mereka bekerja memukuli tong sampah itu dengan
penuh semangat.

Beberapa hari kemudian, pak Tua itu menghampiri dan
menyambut pekerjaan mereka dengan penuh senyum. Namun
kali ini senyumnya tampak agak sedih.

Katanya, "Nak, kalian tahu khan situasi krisis
akhir-akhir ini membuat uang pensiun saya tak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari."

Ia menarik nafas dalam-dalam. Anak-anak itu menunggu
apa yang diucapkannya.

Lanjut pak Tua. "Mulai hari ini saya hanya bisa
membayar kalian lima ratus saja untuk tugas kalian
memukuli tong sampah ini."

Anak-anak itu tampak kecewa dengan keputusan pak Tua,
namun mereka masih bisa menerimanya. Lalu mereka
melanjutkan tugas mereka membuat keributan sepanjang
hari.

Beberapa hari kemudian, pak Tua itu dengan wajah
memelas mendekati anak-anak yang sedang memukuli tong
sampah.

Katanya, "Maaf, bulan ini saya belum menerima kiriman
uang pensiun. Saya hanya bisa memberi kalian bertiga
seribu Rupiah saja."

"Apa..? Seribu untuk bertiga?," protes pemimpin pemain
tong sampah itu. "Apa pak Tua kira kami ini mau
menghabiskan waktu kami di sini hanya untuk uang
segitu? Ah, yang benar saja! Pak Tua ini tidak masuk
akal. Mulai hari ini kami tidak mau lagi melakukan
tugas ini lagi. Kami keluar."

Ketiga anak lelaki itu pergi meninggalkan pak Tua itu
dengan bersungut-sungut.

Dan, sejak hari itu pak Tua menikmati ketenangan
hingga akhir hayatnya.

Begitulah bila kita mencampur-adukkan kegembiraan hati
dengan uang gaji. Seringkali kita kehilangan keceriaan
hanya karena kita menganggap keceriaan itu adalah
sebuah pekerjaan yang dibayar, maka bila bayarannya
berkurang maka kesenangan pun jadi berkurang.

Jangan sampai kegembiraan anda menghilang di balik
beberapa lembar uang gajian belaka.

Oleh: Tidak Diketahui. Cerita ini dicopy dari laptop yang digunakan. Laptop ini sebelumnya dipakai oleh berbagai orang, dan ketika mengutak atik laptop ini mendapat banyak cerita menarik yang tidak diketahui siapa penulisnya. Siapa pun penulisnya, semoga Tuhan memberkati telah berbagi cerita.