Senin, 21 November 2016

Rekoleksi KKMK 2016: Wajah Kerahiman Allah Yang Mempesona


Haii!
Keluarga Katolik Mahasiswa Kedokteran (KKMK) Universitas Hasanuddin telah mengadakan Rekoleksi pada tanggal 19-20 November 2016 di Taman Kenangan, Pakatto.
Mari kita simak kegiatannya :)

Sebagai program kerja dari divisi liturgi, KKMK mengadakan kegiatan rekoleksi yang bertujuan untuk menguatkan iman anggota KKMK sekaligus mengakrabkan relasi antar anggota KKMK. Kegiatan rekoleksi ini dipimpin oleh Pastor Philipus Kala, Pr. Ketua teamwork kegiatan ini adalah Eric Untario dari Pendidikan Dokter angkatan 2014. Jumlah komponen KKMK yang mengikuti kegiatan ini kurang dari yang diharapkan, hal ini disebabkan oleh banyaknya kegiatan yang secara tiba-tiba bertabrakan. Namun, hal ini tidak menghalangi kebersamaan yang tercipta antar anggota-anggota preklinik, klinik, bahkan dokter KKMK.

Peserta mencari benda di sekitar lokasi 

Ibadah sabda
Tema kegiatan rekoleksi kali ini adalah "Wajah Kerahiman Allah yang Mempesona". Agenda dimulai dengan ibadah sabda yang dipimpin oleh anggota KKMK sendiri. Setelah itu, pada pukul 16.00, pastor tiba, dan langsung dilanjurkan dengan materi sesi satu. Pada materi ini, para peserta diminta untuk menemukan benda yang dapat menyimbolkan dirinya saat ini. Tidak ada raut wajah kebingungan ataupun keheranan yang mewarnai wajah para peserta, melainkan tawa dan gembira karena ide-ide peserta yang unik-unik saat mengamati benda-benda di sekitar tempat rekoleksi. Kemudian, pada sesi kedua, pastor menerangkan tentang orang-orang kudus, salah satunya adalah Santa Faustina. Setelah itu, peserta diarahkan ke ruang makan untuk santap malam bersama yang makanannya telah disiapkan oleh teamwork. Makanannya enak-enak, lho :D

Kegiatan dilanjutkan dengan Ibadat Taize yang dirangkaikan dengan rekonsiliasi. Setelah itu, para peserta diarahkan untuk tidur, walaupun masih ada beberapa peserta yang melanjutkan tugas-tugas kuliahnya ataupun belajar di sana.

Sesi materi: peserta antusias memperhatikan dan merenungkan penjelasan pastor
Ibadat Taize
Pada hari kedua, dilaksanakan misa penutupan, kemudian dilanjutkan dengan santap pagi bersama yang sangat ceria dan penuh suka cita, lalu sesi sharing. Di sesi sharing ini, peserta mempresentasikan benda yang dipilihnya, mengapa, lalu siapakah Yesus baginya, dan menceritakan pengalaman memaafkan dan dimaafkan. Banyak peserta yang memilih benda-benda yang unik dan berkesan, contohnya daun, palang jalan, langit, bantal, dan banyak lagi.

Setelah sesi sharing ini, pastor pulang, dan peserta melanjutkan sendiri agendanya yaitu doa koronka dan ziarah kubur pastor. Perlu kita ketahui bahwa Pakatto juga merupakan pemakaman pastor-pastor.


Foto bersama pastor dan peserta Rekoleksi

Games
Agenda terakhir yaitu peserta dimobilisasi dengan empat mobil menuju replika Holy Land. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 45 menit, namun tidak terasa karena perjalanannya sangat menyenangkan dans seluruh peserta yang antusias dengan lokasi di sana. Sesampainya di Holy Land, teamwork menyelenggarakan beberapa games unik untuk para peserta. Canda, tawa, bahkan teriakan-teriakan histeris terdengar
Ziarah kubur

Doa koronka
dari ruangan replika Gedung Kana. Kegiatan ini sangat menyenangkan.

Replika Holy Land
Selanjutnya, sebelum kembali ke Makassar, peserta mengelilingi Holy Land dan melihat-lihat gedung-gedung replika yang ada di sana. Gedungnya sangat unik, sangat mencerminkan gedung-gedung kuno. Namun, mungkin belum terlalu banyak gedung yang telah dibangun dan jarak antar gedung yang terlalu jauh menjadi hal yang mengganjal dalam hati.

Yeah, setelah tour di Holy Land selesai, artinya rangkaian acara telah berakhir, dan para peserta kembali ke Makassar.

Akhir kata, semoga iman anggota KKMK dapat semakin bertumbuh dewasa dalam Tuhan, dan antar anggota KKMK dapat menjadi semakin akrab sehingga nama Tuhan terus dipermuliakan. 


Stay tuned di kegiatan KKMK berikutnya ;)

Kamis, 17 November 2016

REKOLEKSI KKMK 2016

Syalom!
Rekoleksi Keluarga Katolik Mahasiswa Kedokteran (KKMK) akan dilaksanakan pada:
Sabtu-Minggu, 19-20 November 2016
Bertempat di Taman Kenangan Keuskupan Agung Makassar, Pakatto

 

Mari kita menghadiri dan meramaikan rekoleksi ini untuk memperdalam iman bersama, selain itu ada juga ziarah, doa koronka, dan doa taize. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengakrabkan anggota KKMK lintas angkatan, bahkan dengan dokter-dokter alumni KKMK.

Jadi, tunggu apalagi? Ayo, join di rekoleksi bersama KKMK 2016.

Senin, 07 November 2016

Berbagi Berkat Kepada Sesama




Ada tradisi suatu keluarga atau kantor, yang setiap kali ada perayaan ulang tahun anggota keluarga atau kantor, mengadakannya di sebuah panti asuhan atau mengundang mereka ke suatu tempat untuk diajak pesta merayakan kegembiraan dan syukur. Di tempat itu, kecuali mengadakan pesta, memberikan sumbangan, membagi souvenir untuk masing-masing anak, juga menjadikan mereka sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Bagi mereka, membagikan sesuatu sebagai tanda syukur untuk orang-orang yang demikian rasanya jauh lebih bermakna daripada pesta besar tanpa mereka. Kegembiraan mereka lebih menusuk hati, kebutuhan mereka lebih nyata, dan senyum mereka lebih meneguhkan. Itulah sebabnya keluarga ini selalu menjadi momen syukur untuk bisa berada di tengah-tengah orang yang membutuhkan dan berbagi sedikit berkat untuk mereka. 

            Yesus hari ini meneguhkan orang-orang yang berbuat seperti itu. Yesus tidak melarang siapa pun mengadakan pesta dan mengundang orang-orang berada yang dikenalnya. Namun, Yesus berharap agar sapaan kita tidak terbatas pada mereka saja. Sapaan dan perhatian kita perlu diperluas pada orang-orang yang membutuhkan. Mereka memang tidak bisa membalas dengan perhatian dan imbalan, tetapi hanya dengan senyum dan dengan pembelajaran hidup. Dengan hadir di tengah mereka, kita kadang lebih banyak belajar makna hidup yang lebih dalam. Apa yang kita lakukan untuk mereka, sama juga kita lakukan untuk Tuhan. Kalau kita melakukannya untuk Tuhan, pada saatnya berkat yang berlimpah juga akan dibagikan-Nya untuk kita. (SY/Inspirasi Batin 2016)

Selasa, 01 November 2016

Berjuang Bersama Yesus



Di sebuah kelas, Bu Guru bertanya pada murid-muridnya, "Ucok, cita-citamu jadi apa kalau sudah besar nanti?" Ucok menjawab, "Jadi tentara, Bu." "Bagus, badanmu cocok sekali kalau jadi tentara," timpal sang guru.

Bu Guru bertanya kepada murid yang lain, "Butet, nanti kalau sudah besar, apa cita-cita kamu?" "Aku mau jadi dokter, Bu. Punya rumah sakit sendiri, rumah mewah, mobil, kapal pesiar di Danau Toba dan membahagiakan suami serta kedua orangtuaku," jawab Butet. "Bagusssss! Mulia sekali cita-citamu," kata Bu Guru. "Kalau kamu, Poltak? Apa cita-citamu?" "Kawin sama Butet lah, Bu...!" kata Poltak, disambut tertawa terbahak-bahak teman-temannya.

Kisah jenaka di atas adalah gambaran hidup kita masing-masing yang diisi dengan banyak hal. Salah satunya adalah cita-cita atau harapan hidup kita masing-masing, mau jadi apa dan bagaimana kita dalam cara hidup kita. Biasanya, cita-cita kita mengarah kepada pengangkatan situasi hidup yang membuat kita bahagia dan nyaman serta mapan. Inilah cita-cita kita di dunia untuk mengejar kebahagiaan.

Dalam hidup beriman, kita memiliki cita-cita yang besar yaitu menjadi orang yang berbahagia di hadapan Tuhan dan manusia. Tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk membawa kebahagiaan kepada kita semua. Dan puncak kebahagiaan itu adalah memiliki Yesus itu sendiri dalam hidup kita. Inilah puncak kebahagiaan yang tertinggi. Persoalannya sekarang, maukah kita menjadikan Yesus Kristus menjadi cita-cita tujuan hidup kita? Menjadi pengikut dan pelaksana firman Tuhan sebagai sesuatu yang harus kita raih.

Masalahnya lagi, ternyata untuk menjadi orang beriman yang meraih kebahagiaan menurut cara hidup Yesus sangat bertentangan dengan cara dunia ini. Hal ini terungkap dalam Injil hari ini; di mana dikatakan, berbahagialah orang yang miskin, yang berdukacita, yang lemah lembut, yang kelaparan dan yang murah hati. Berbeda dengan yang dikejar oleh orang-orang di zaman ini, semua mengejar kekayaan, pesta pora dan bersenang-senang. Tidak ada tempat bagi orang yang lemah lembut hatinya. Sikap keras hati dan tega bersaing mengalahkan orang lain, mengenyangkan diri sendiri dengan kerakusannya, dan orang akan merasa rugi bila beramal karena mereka tidak mendapat apa-apa.

Tawaran jalan kebahagiaan dari Yesus akan terasa sangat berat bagi orang yang sudah melekat kuat pada dunia ini. Butuh usaha dan perjuangan yang gigih seperti teladan hidup para kudus yang sudah meraih mahkota surgawi yang dirayakan secara khusus hari ini. Mereka mengalahkan dirinya dan cara hidup dunia ini. Mereka berjuang bersama Kristus dengan kelemahannya dan dikuatkan oleh-Nya, bahkan banyak yang menumpahkan darahnya demi iman akan Tuhan. Para kudus ini berdiri kokoh menantang dunia; mereka tetap pada imannya meski ditolak. Para kudus menjadi teladan yang baik dan sangat nyata bahwa cita-cita sebagai murid Kristus adalah berbahagia bersama Kristus, dan berjuang di dunia ini dengan jalan sabda bahagia-Nya.

Dunia ini akan diubah menjadi surga ketika kita sepakat hidup berjuang melakukan delapan sabda bahagia yang kita dengar hari ini. Bukan hal yang mudah, menghadapi dunia dan diri sendiri yang tidak suka jalan kebahagiaan hidup Kristus yang penuh salib menuju kemuliaan-Nya. Namun kita berjuang bersama Yesus yang telah mengalahkan dunia dan membuat kita berbahagia. Para kudus sudah membuktikan dan meraihnya. Sekarang giliran kita memperjuangkan cita-cita surgawi ini bersama Yesus.
[Rm. Patrisius Marianus Simanjuntak, O.Carm/RUAH]